Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kalabahi Menghadapi Ujian Akhir Semester dengan menyelenggarakan Tarian Lego-Lego
Selepas melaksanakan Tarian Lego-lego |
STKIPMUHKALABAHI-Dalam rangka menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) di STKIP Muhammadiyah Kalabahi, para mahasiswa diberikan tugas yang unik dan inovatif oleh dosen Mahmud Abdullah Noho, M.Pd. Mereka ditugaskan untuk melakukan tarian Lego-Lego, sebuah tarian tradisional yang sangat kental dengan budaya kebersamaan dan kerukunan masyarakat Alor. (29/06/24)
Dosen Mahmud Abdullah Noho, M.Pd mencoba memadukan teori pembelajaran kesenian dengan gerakan kebersamaan dan bahu membahu dalam tarian Lego-Lego. Menurut beliau, tarian ini sebagai sarana penilaian akademis dan cara untuk mempererat tali kekerabatan antar mahasiswa.
"Lego-Lego adalah simbol dari kebersamaan dan solidaritas. Melalui tarian lego-lego, kita ingin mengajarkan mahasiswa tentang pentingnya kerja sama dan persatuan dalam menghadapi berbagai tantangan," ujarnya.
Alor memang terkenal dengan kekerabatan yang erat dalam ikatan tarian Lego-Lego. Tarian Lego-Lego biasanya dilakukan dalam berbagai acara adat, pesta rakyat, dan kegiatan kebudayaan lainnya. Dalam konteks akademis, STKIP Muhammadiyah Kalabahi mencoba mengambil langkah pasti untuk menyatukan keberagaman antar mahasiswa melalui tugas Ujian Akhir Semester.
Pelaksanaan tugas tarian mendapat sambutan positif dari para mahasiswa. Mereka antusias mempersiapkan diri, baik dari segi fisik maupun mental dan pakian, untuk menampilkan tarian Lego-Lego dengan baik. Persiapan dilakukan dengan latihan satu atau dua kali, di mana mereka diajarkan gerakan-gerakan dasar tarian Lego-Lego serta makna filosofis di balik setiap gerakan.
"UAS ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Melalui tarian Lego-Lego, kami selain belajar tentang seni dan budaya, kami juga belajar bagaimana pentingnya kerja sama dan kebersamaan. Kami merasa lebih dekat satu sama lain," kata bunda yusfira salah seorang mahasiswa
Tugas tarian Lego-Lego juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk melestarikan kebudayaan lokal di kalangan generasi muda. Mahasiswa diajarkan untuk menghargai dan menjaga warisan budaya yang telah ada sejak lama.
"Kami bangga bisa menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Alor. Ini adalah identitas kita yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya," ujar Mahmud Abdullah Noho.
Selain itu, pihak kampus juga melihat tugas ini sebagai upaya untuk membangun karakter mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan peduli terhadap budaya lokal.
"Kami ingin mencetak lulusan yang memiliki jiwa kepemimpinan dan kebersamaan. Tarian Lego-Lego adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut," jelas Mahmud Abdullah Noho.
STKIP Muhammadiyah Kalabahi berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dengan menggabungkan teori dan praktik, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang komprehensif dan bermakna.
"Kami akan terus berinovasi dalam proses pembelajaran. Kami percaya bahwa pengalaman langsung di lapangan akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan nyata bagi mahasiswa," tambah Mahmud Abdullah Noho.
Tugas Ujian Akhir Semester dengan tarian Lego-Lego ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya untuk mengintegrasikan pembelajaran budaya lokal dalam kurikulum mereka. Dengan demikian, kebudayaan lokal dapat terus dilestarikan dan dijadikan sebagai bagian integral dari proses pendidikan di Indonesia.
Penulis: Mukmin Amsidi
Post a Comment